Menurut data Badan Pusat Statistik, Indonesia adalah negara dengan demografi muda dengan jumlah angkatan kerja mencapai 136 juta per Februari 2019. Kelestarian alam menjadi penting karena ketahanan pangan Indonesia yang didorong sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan sangat bergantung pada hutan, gambut, dan laut yang sehat.
Ada beribu jalan untuk ikut melestarikan alam melalui pilihan karier, baik yang langsung maupun tidak langsung. Latar belakang pendidikan di luar ilmu lingkungan hidup tidak jadi penghalang bagi orang muda.
Para pekerja di jalur yang tampaknya di luar lingkungan hidup juga bisa berkontribusi, seperti Mandy Marahimin yang telah 20 tahun berkiprah di industri film. Ia memproduseri film dokumenter berjudul Semes7a bersama Nicholas Saputra yang tayang di bioskop pada akhir Januari lalu. Film tersebut mengangkat kisah perjuangan tujuh orang dari tujuh provinsi di Indonesia dalam memperlambat perubahan iklim untuk menjadi inspirasi.
tutur Mandy pada diskusi webinar #JobsForNature.
Seri webinar #JobsforNature diselenggarakan oleh @america bekerja sama dengan Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Koalisi Golongan Hutan, Prestasi Junior Indonesia, Rumah Millenials, Terra Komunika, TopKarir, Yayasan Rumah Energi, dan Youth Lab untuk menyoroti potensi pekerjaan yang turut menjaga kelestarian. Seri webinar #JobsforNature ini terdiri dari tiga sesi dan diikuti oleh 200++ partisipan dari seluruh Indonesia. Pada sesi kedua yang mengusung tema “Data for Life” ini diikuti peserta dari Jakarta, Bogor, Tengerang, Malang, Yogyakarta, Ponorogo, Semarang, Medan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Papua, dan Taiwan.
Selama dua bulan, Semes7a diputar di berbagai jaringan bioskop di beberapa kota di Indonesia. Semes7a pun masuk nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2019 dalam kategori film dokumenter panjang terbaik.
Pembicara lain dalam seri webinar itu adalah Jeany Hartriani, Research Strategist Specialist Katadata.co.id dan Paulo Rosario, Biogas RESCO Coordinator Yayasan Rumah Energi.
Sebagai data scientist, Jeany melakukan banyak riset dan analisis data untuk berbagai isu terutama terkait lingkungan hidup. “Sejak kecil aku melihat alam dieksploitasi. Banyak pohon ditebang, pasir diambil, hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, merasakan kabut asap dan banjir. Aku ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi terhadap lingkungan,” tutur Jeany dalam webinar #JobsforNature.
Paulo, yang berlatar belakang ilmu sosial, sempat merasa kesulitan untuk bekerja di Yayasan Rumah Energi. Dia merasa kesulitan mengikuti pembicaraan rekan-rekannya soal hal-hal teknis terkait pengembangan dan penyebaran energi terbarukan yang dilakukan yayasan tersebut.
“Aku memutuskan untuk sekolah, fokus di pengembangan desa, ketahanan pangan dan energi. Setelah selesai, (aku) kembali ke Rumah Energi dan sekarang bisa lebih mengerti kalau mengobrol (dengan teman-teman),” kata Paulo.
Anak muda juga bisa menekuni bidang lain untuk turut menjaga kelestarian seperti media. Ridzki Sigit, Managing Director Mongabay Indonesia memiliki latar belakang ilmu kehutanan, namun saat ini berprofesi sebagai jurnalis yang berpegang pada idealisme untuk menyuarakan isu-isu kehutanan dan kelestarian alam.
“Mongabay yang berbasis daring dimudahkan karena sekarang kita bisa mengerjakan satu artikel, foto, atau video secara mudah. Kita juga bisa melakukan analisis secara mendalam. Kita bisa membangun narasi yang baik serta bekerja dari rumah. Mungkin di tahun 2045 pilihan-pilihan kerja yang inovatif menjadi penting,” ujar Ridzki.
Minat pula yang membawa Febrasius, General Manager PT Rimba Raya Conservation yang juga bergerak di bidang pengurangan emisi dari hutan dan gambut, untuk mengerahkan segenap upayanya untuk menjaga kelestarian lingkungan, terutama hutan. Sisi timur Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, adalah wilayah kerja Febrasius.
“Karena ini minat, kadang apa yang saya dapatkan bukan hal yang utama. Tapi berdasarkan pengalaman saya selama 20 tahun di dunia konservasi, dari bekerja di LSM saja masih cukup untuk membeli kopi dan susu,” kata dia.
Diskusi ini juga menghadirkan Muhammad Faisal, Youth Lab sebagai keynote listener. Ia mengatakan bekerja di bidang lingkungan hidup bisa menjadi alternatif jalur karier generasi muda. “Bekerja di lingkungan hidup sebenarnya bisa menghadirkan ketenangan di diri mereka. Ini bisa jadi alternatif bagi anak muda yang ingin mapan, ingin memiliki kehidupan yang seimbang, serta memiliki kesehatan mental yang kuat,” kata Faisal.
Oleh: Deodatus Pradipto, Terra Komunika