Sebanyak 41 lembaga mitra pembangunan dari berbagai sektor turut berkontribusi dalam mewujudkan mimpi Sintang Lestari. Mereka telah bekerja bergotong royong di 133 desa dari total 391 desa di Kabupaten Sintang. Salah satunya adalah PT Semesta Sintang Lestari (SSL) –sentra inovasi & produksi di Kabupaten Sintang– yang mengembangkan berbagai produk hilirisasi berbasis alam.
SSL mengelola Laboratorium Inovasi Bestari untuk menggali berbagai potensi sumber daya alam yang berada di Kabupaten Sintang. “Saat ini kegiatan laboratorium berfokus pada riset albumin dari ikan jenis channa seperti ikan toman (channa micropeltes), ikan gabus (channa striata), ikan kerandang (channa pleuropthalma), ikan runtuk (channa Lucius), dan ikan piang (channa maruliodes),” ucap Radiman, Direktur SSL.
Terinspirasi dari Alam Siak Lestari, SSL juga mengembangkan produk albumin bernama Albuneo. Masyarakat lokal dapat menjalankan model bisnis inovatif ini, yang diperkirakan memiliki nilai pasar global sebesar 6,7 juta dolar AS pada tahun 2026. Ukuran pasar albumin secara langsung sebanding dengan antusiasme pasar lokal. “Kami telah melakukan riset pasar di Sintang, dan respons pasar sangat positif karena sejauh ini produk albumin berasal dari luar Kabupaten Sintang, bahkan dari luar Kalimantan,” tambah Radiman.
Selain Albuneo, Lab Inovasi Bestari juga akan merilis beberapa produk yang terbuat dari ikan gabus, termasuk albumin cair, gelatin, minyak ikan, dan tepung ikan yang dapat diolah menjadi berbagai panganan.
Saat ini SSL sedang mengeksplorasi peluang kerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan ‘Bischo’ biskuit berprotein tinggi yang berasal dari tepung ikan untuk mencegah stunting bagi anak-anak. Ke depannya, produk ini akan didorong menjadi salah satu inovasi produk unggulan Kabupaten Sintang.