“Salah satu contoh nyata adalah pencapaian Muba untuk mendapatkan dukungan dana replanting dari BPDP Sawit untuk pekebun sawit khususnya swadaya. Proses ini berlangsung selama lebih dari dua tahun dan tidak akan bisa terjadi tanpa data spasial & sosial ekonomi pekebun yang jelas. Data yang berhasil dikumpulkan adalah hasil kerjasama multipihak di Kabupaten,” jelas Dodi yang juga Ketua Umum Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).
Dodi menambahkan, dengan fokus pada data dan peta, Kabupaten bisa lebih fokus pada pengembangan program yang tepat untuk meningkatkan kapasitas pekebun dan mendorong intensifikasi. “Adanya peta dan data yang baik juga memungkinkan kabupaten untuk melakukan monitoring dan penegakan hukum di sektor sawit secara efektif bekerjasama dengan provinsi dan nasional – disini terlihat jelas bahwa penurunan tingkat deforestasi akan sulit tercapai tanpa peta dan data yang baik,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, turut hadir bersama Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin menjadi panelis lain
diantaranya Menteri Industri Malaysia, Madam Theresa Kok Suh Sim, Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita, dan Mantan Presiden Columbia, Alvaro Uribe Velez. Selain itu, Ketua EPOA, Frans Claassen, Sekretaris Jenderal Aliansi Minyak Sawit Eropa, Margot Logman, dan Profesor Universitas Cagliari, Departemen Ilmu Biomedis, Sebastiano Banni. Dodi juga menyampaikan, seperti yang diucapkan oleh Presiden Jokowi di World Economic Forum, Hanoi dan Pak Menteri Perdagangan tadi pagi, kita semua perlu gotong-royong menjadi ‘The Avengers’ sawit lestari untuk membasmi ‘THANOS’ berupa perang dagang yang akhirnya akan merugikan kita semua, terutama 4 juta pekebun Indonesia, lebih dari 20.000 keluarga di Musi Banyuasin saja – investor paling besar di sektor sawit – yang mempertaruhkan seluruh asetnya untuk mengembangkan sawit lestari. Lanjutnya, Pemkab Musi Banyuasin percaya bahwa untuk menjawab tantangan ini, kabupaten tidak bisa bekerja sendiri karenanya Muba kerjasama dengan berbagai pihak dan mendirikan Lingkar Temu Kabupaten Lestari sebagai upaya
kolaborasi dengan Kabupaten lain. Muba percaya bahwa contoh baik ini akan dapat direplikasi oleh Kabupaten lainnya, terutama melalui jaringan Lingkar Temu Kabupaten Lestari dan APKASI yang sudah dibentuk. “Dengan komitmen daerah, maka SDGs dan berbagai kebijakan perbaikan tata kelola Indonesia seperti ISPO, moratorium sawit dan Satu Peta serta komitmen swasta untuk lestari akan lebih mudah dicapai,” tutupnya.
Kontak Media:
Oke Fifi Abriany; 0813-1163-7205; oke.fifi@kabupatenlestari.org
Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari
TENTANG LINGKAR TEMU KABUPATEN LESTARI (LTKL)
LTKL dipelopori oleh perwakilan delapan kabupaten dari enam provinsi, yaitu Musi Banyuasin, Rokan Hulu, Siak, Batanghari, Labuan Batu Utara, Sintang, Sanggau dan Sigi. Pada bulan Juli 2017 lalu, para perwakilan kabupaten tersebut bekerja sama dengan APKASI dan jejaring mitra pembangunan mendeklarasikan komitmen mengembangkan forum kemitraan dengan prinsip gotong royong, transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik, untuk mendorong implementasi visi pembangunan yang menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, dan fokus pada tata kelola lahan sesuai dengan SDGs agar dapat berkontribusi pada target penurunan emisi Indonesia dengan menjalankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik
Informasi lebih lengkap : www.kabupatenlestari.org
Facebook : Lingkar Temu Kabupaten Lestari
Instagram : @kabupatenlestari
Twitter : Kab_Lestari