JAKARTA 02/11. Jakarta Coffee Week 2024 bukan hanya tentang menikmati secangkir kopi, tetapi juga tentang merayakan perjalanan kopi dari kebun ke cangkir, memahami proses di baliknya, serta berkontribusi pada keberlanjutan industri kopi. Mengusung tema “Sustainability and Innovation in Coffee,” acara ini menyoroti pentingnya praktik berkelanjutan dalam industri kopi dan inovasi dalam metode penyajian dan pemrosesan. Acara tahunan yang kali ini diselenggarakan di ICE BSD pada 1-3 November 2024 ini menjadi wadah yang mempromosikan dan mempertemukan ratusan pelaku dalam industri kopi di Indonesia. Mulai dari petani, pemilik kedai kopi dan roastery, barista, hingga penikmat kopi. Semua hadir untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan menjadi ajang icip-icip citarasa kopi berkualitas tinggi dari Indonesia dan dunia.
Salah satu yang istimewa dari Jakarta Coffee Week tahun ini adalah hadirnya biji kopi (green beans) dari Lewara, Kabupaten Sigi. Ini menjadi kali pertamanya kopi arabica Lewara dari Sigi unjuk gigi dalam hajatan tahunan para pecinta kopi di Jakarta. “Kalau kita lihat area Pasar Kopi, dari satu rak yang Sulawesi Selatan penuh kopinya dari atas ke bawah. Tapi Sulawesi Tengah hanya satu, yakni kopi dari Lewara, Sigi. Bisa jadi penikmat kopi di Indonesia belum tahu kalau selama ini Sigi punya kopi,” kata Chandra Hendriawan, Co-Founder sekaligus Direktur Utama Java Kirana.
Chandra menjelaskan bahwa awal pertama kali Java Kirana hadir ke Sigi bak melihat harta karun, di mana ini merupakan wilayah dengan potensi kopi yang besar. Hanya perlu pendampingan dalam proses budidaya dan peningkatan kualitas pasca panen. Selaras dengan visi misinya untuk meningkatkan produktivitas kopi Indonesia, Java Kirana bersinergi bersama para petani guna mendorong semakin baiknya kualitas kopi dari Kabupaten Sigi.
Kopi arabica Lewara berasal dari Kabupaten Sigi, sebuah wilayah yang dikelilingi oleh keindahan alam dan budaya yang kaya. Ditanam di lereng-lereng gunung pada ketinggian di atas 700-1.200 mdpl, perkebunan kopi di Lewara menghasilkan kopi arabica yang berkualitas dan bercita rasa tinggi. Pohon-pohon kopi dipelihara oleh para petani yang memiliki keterikatan kuat dengan tanah mereka. Proses penanaman yang mempertimbangkan prinsip-prinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan, menjadikan arabica Lewara tak hanya nikmat, namun juga bertanggung jawab.
Kopi arabica Lewara Sigi memiliki tingkat keasaman yang seimbang dan rasa pahit (body) yang tidak terlalu kuat, menjadikan kopi ini dapat dinikmati banyak orang. Dalam setiap hirupannya, kopi Sigi memiliki hint rasa buat beri (berries), gula aren, dan cokelat yang berpadu dan menciptakan kekayaan rasa yang nikmat dan unik.
“Kopi bagi kami punya arti besar, bukan cuma sekadar tanaman, tapi juga warisan dan sumber penghidupan,” ucap Tanda, salah satu petani kopi Lewara yang turut hadir dalam Jakarta Coffee Week 2024.
Tanda menjelaskan, Desa Lewara terkenal sebagai salah satu tanah penghasil kopi robusta dan arabica, yang masing-masing memiliki profil rasa yang khas. Sejak lima tahun lalu hingga sekarang, Tanda mengelola kebun kopinya sendiri. Tak cuma menanam kopi saja, seiring berjalannya waktu, Tanda bersama rekan-rekannya dari kelompok petani kopi di Sigi, khususnya di Lewara terus belajar dan menggali pengetahuan tentang cara budidaya kopi, hingga pengolahannya untuk dapat menghasilkan kopi terbaik dari tanah Lewara.
Dody Nurhidayat, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Sigi menyampaikan rasa syukurnya atas keikutsertaan kopi Lewara Sigi di Jakarta Coffee Week 2024. “Selama ini Sigi tidak terlalu dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil kopi, namun dari kesempatan ini akhirnya orang-orang tahu bahwa Sigi punya potensi besar sebagai penghasil kopi. Ini tak lepas dari dukungan para mitra seperti Sekretariat LTKL dan Java Kirana. Tentu ke depan, kami berharap acara seperti ini lebih giat lagi dilakukan agar kopi Sigi kian dikenal oleh pasar nasional, hingga internasional,” ucap Dody.
Pemerintah Kabupaten Sigi melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) pun senantiasa memberikan banyak dukungan terhadap pengembangan perkebunan kopi yang berkelanjutan di Kabupaten Sigi. Salah satunya adalah dengan menyinergikan program kerja Distanhorbun dengan para mitra mulai dari hulu hingga ke hilir. Berlandaskan komitmen yang kuat, Distanhorbun juga melakukan penyuluhan perkebunan guna meningkatkan kapasitas petani di sektor hulu, menyediakan fasilitas pengolahan pasca panen melalui pengadaan Unit Pengolahan Hasil (UPH) di beberapa desa, juga membantu menghubungkan petani dan kelompok tani dengan berbagai mitra strategis yang bergerak di sektor hilir. Berbagai kerja baik ini tentu tak hanya dilakukan oleh Distanhorbun sendiri, namun juga bergotong royong bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kemitraan Multi Pihak (KMP) Sigi Hijau, dan orang-orang muda di Sigi seperti Gampiri Lestari.
M Ryan Gui, Direktur Gampiri Bumi Lestari yang juga hadir pada Jakarta Coffee Week 2024 menceritakan bahwa Gampiri Bumi selama ini mendampingi petani dalam meningkatkan kualitas budidaya kopi dan pengolahan pasca panen. Gampiri Bumi Lestari sendiri merupakan sebuah organisasi yang digerakkan oleh orang muda di Sigi untuk mendampingi dan mengolah komoditas lokal lestari, salah satunya kopi, turut hadir di perhelatan berskala nasional ini. Gampiri Bumi juga mendorong dan mendampingi para petani untuk mengimplementasikan perkebunan dengan skema agroforestri yang tentunya mengedepankan prinsip-prinsip kelestarian. Selain ramah bagi lingkungan, skema ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat lokal, khususnya di Kabupaten Sigi.
“Ini pertama kalinya Gampiri Bumi hadir bersama petani kopi dari Lewara Sigi hadir di Jakarta Coffee Week. Keikutsertaan ini menjadi penting bagi kami, terutama bagi para petani, untuk mendongkrak semangat mereka dan memperlihatkan ke mana dan bagaimana kopi-kopi yang mereka tanam bermuara. Tadi kopi dari Sigi dicicip oleh para barista, pelaku bisnis kopi, dan penikmat kopi lain, dan mereka semua suka. Ini membuat kami makin semangat untuk menghasilkan kopi dengan rasa dan kualitas yang tinggi,” pungkas Ryan.